Tari Primitif(sederhana) adalah tari
yang berkembang diruang lingkup masyarakat primitif yang belum memiliki
peradaban. Masa primitif adalah zaman
prasejarah yaitu masa sebelum munculnya kerajaan sehingga belum
mempunyai
pemimpin secara formal. Masa primitif ini berkisar anatara tahun 20.000
SM –
400 M. Pada masa ini, dibagi dalam zaman batu dan zaman Logam (perunggu
dan
besi). Tarian pada zaman Batu, ada kemungkinan hanya diiringi dengan
sorak
sorai serta tepuk tangan, sedangkan pada zaman Logam ditemukan nekara
yang di sekelilingnya terdapat
gambar penari dengan menggunakan hiasan bulu-bulu burung dan daun-daunan
di
kepalanya.
Pada
tarian primitif (sederhana), ciri yang paling menonjol adalah sifatnya
yang
magis dan sakral, karena pola hidup masyarakat masa itu cenderung
percaya bahwa
alam memiliki kekuatan yang bersifat magis. Masyarakat primitif belum
mengenal
keyakinan akan ajaran agama tapi mereka memiliki pemimpin yang dipercaya
atau
yang dianggap paling tertua(seperti
dukun). Oleh karena itu, tari yang mereka lakukan semata-mata hanya
untuk
kepentingan upacara. Tarian biasanya
dilakukan dengan spontanitas, tak ada peraturan-peraturan atau
hukum-hukum yang seragam dan tertentu.
Nekara yang ditemukan pada zaman Logam diperkirakan selain digunakan
sebagai alat
musik, juga dipukul (dimainkan) pada saat upacara keagamaan serta hanya
digunakan untuk mengiringi tari-tarian persembahan yang bersifat magis
dan
sakral.
Bentuk
tari primitif relatif sederhana, menirukan gerakan hewan, menirukan
gerakan
alam dengan gerakan-gerakan tangan, didominasi kaki, gerakan kepala,
bergerak
melingkar mengelilingi api unggun sambil bersuara yang membangun ritmis
dari
penari dan diiringi musik perkutif yang sederhana, serta kekuatan yang
luar
biasa dalam mengekspresikan kehendaknya. Kesederhanaan kostum, gerak dan
iringan menjadi lebih dominan bertujuan untuk pengungkapan ekspresi yang
dilakukan berhubungan dengan permintaan yang dinginkan.
Untuk lebih jelasnya ciri –
ciri tari primitif antara lain :,
1.
Gerak
perulangan dan iringan sangat sederhana berupa hentakan kaki, tepukan
tangan /
simbol suara / gerak – gerak saja yang
dilakukan.
2.
Gerakan
dilakukan untuk tujuan tertentu misalnya menirukan gerak binatang karena
berburu, proses inisiasi, kelahiran, perkawinan, panen.
3.
Instrumen
sangat sederhana hanya dipukul secara tetap bahkan tanpa memperhatikan
dinamika.
4.
Tata
rias sederhana bahkan bisa berakulturasi dengan alam sekitar.
5.
Tari
bersifat sakral karena untuk upacara keagamaan.
6.
Tarian
primitif tumbuh dan berkembang pada masyarakat sejak zaman prasejarah
yaitu
zaman sebelum munculnya kerajaan sehingga belum mempunyai pemimpin
secara
formal. Kehidupan masyarakat masih bergerombol, berpindah – pindah dan
bercocok
tanam.
7.
Tarian
primitif dasar geraknya adalah maksud dan kehendak hati dan pernyataan
kolektif.
8.
Atribut
pakaian menggunakan bulu – buluan dan daun – daunan.
9.
Formasi
pada tarian primitif biasanya berbentuk lingkaran karena menggambar
kekuatan.
Contoh tari primitif tari bailita dan tari dayang modan.
Contoh tari primitif tari bailita dan tari dayang modan.
Adapun fungsi dari tari pada
masa
primitif dapat kita lihat dari gerak-gerik tariannya sangat sederhana
karena
yang dipentingkan adalah keyakinan yang terletak di belakang tarian
tersebut,
contohnya tarian meminta hujan, tarian untuk mempengaruhi binatang
buruan.
Fungsi lainnya untuk upacara/ritual yng
bersifat sakral/ magis. .
Ada
tiga
jenis tari primitif, antara lain :
1.
Tari
religius, adalah tari yang dipergunakan sebagai sarana upacara, misalnya
tari
pemujaan kepada roh, kesuburan.
2.
Tari
dramatik adalah tarian yang menggambarkan peristiwa dalam kehidupan
mereka, misalnya
tari perang, tari percintaan.
3.
Tari
imitatif adalah tarian yang diciptakan dengan meniru alam sekitarnya dan
biasanya menirukan sesuatu yang sedang diburu; misalnya tari binatang.
Bila kita cermati tarian
primitif
pada saat ini tentunya tidak dapat lagi kita temukan, hanya bersisa
jejak-jejak
dari tarian/ budaya primitif itu sendiri. Beberapa kesenian Indonesia yang
sampai saat ini masih hidup/berkembang
dan mencerminkan keberlanjutan bentuk tarian primitif masih banyak kita
saksikan, misalnya: Kesenian Barong dari Banyuwangi dan Bali, Tarian
perang
yang masih hidup dalam berbagai kepulauan di Indonesia, Tarian minta
hujan, dan
sebagainya. Sedangkan yang masih merupakan ungkapan kehidupan rakyat
yang pada
umumnya merupakan tari gembira atau tarian pergaulan/sosial misalnya
tari joged.
thanks..
BalasHapus