hi guys,, ketemu lagi.. postingan baru ku ini merupakan tugas Bahasa Indonesiaku..
semoga bermanfaat :)
1 LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi yang semakin
canggih, menjadi salah satu faktor perubahan budaya di Indonesia. Sebut saja
jejaring sosial seperti facebook, twitter, massanger yang menjadi kegemaran
baru generasi penerus bangsa. Masyarakat Indonesia khususnya para remaja sedang
dimabuk kepayang dengan bahasa-bahasa baru yang berkembang. Bahasa alay dan
bahasa gaul menjadi trend pada saat ini. Selain itu, penggabungan bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris juga berkembang dikalangan masyarakat. Mungkin
karena bahasa Inggris adalah bahasa internasional, dan akan terlihat lebih
keren dan elit.
Jejaring sosial paling berpotensi
menjadi media berkembangnya bahasa alay. Memang pada awalnya bermula dari
bahasa pokem/bahasa gaul yang dipakai oleh anak-anak muda Jakarta(Betawi),
seperti nih, bokap, lu, gue, nggak, sih, dll. Kemudian berkembang menjadi
bahasa tidak baku dari bahasa Indonesia yang biasa disebut dengan bahasa alay.
Bahasa ini bermula sejak maraknya penggunaan ponsel dengan layanan pesan
singkatnya. Didukung dengan layanan pesan singkat(SMS) yang dibatasi dengan
karakter serta penggunaan pulsa, maka bahasa Indonesia mengalami penyingkatan
yang cukup memprihatinkan.
Penyingkatan-penyingkatan kata dari
bahasa Indonesia terus berkembang menjadi tradisi yang berbeda sekali dari
bahasa asliya. Perkembangan yang signifikan terjadi. Ide-ide kreatif
bermunculan dari para remaja mengutak-atik bahasa Indonesia.
Gambar diatas adalah salah
satu contoh penggunan bahasa alay, dan penyingkatan-penyingkatan di facebook
dengan menggunakan fasilitas dari “Blackberry”. “Blackberry” ini menyediakan berbagai fitur
tulisan gaul dengan karakter dan gambar-gambar lucu membuat Blackberry semakin
disukai oleh semua kalangan. Masalah terbesarnya adalah penggunaan bahasa alay
dan bahasa gaul tidak hanya digunakan oleh para remaja saja, melainkan oleh
semua kalangan.
Hal ini berdampak pada penggunaan
bahasa Indonesia yang tidak baik dan benar di dalam berkomunikasi sehari-hari,
contoh, “ciyus, miyapah?” yang berasal dari “serius, demi apa?”, ““MU24H” yang
berasal dari kata “MURAH”, dan masih banyak contoh lainnya. Kreatif memang
tetapi ini akan membuat remaja dan masyarakat semakin asing dengan bahasa
Indonesia yang disempurnakan.
2. MENGAPA HARUS BANGGA BERBAHASA
INDONESIA?
Kita harus bangga menggunakan bahasa
Indonesia dalam berkomunikasi. Hal ini dikarenakan, bahasa Indonesia merupakan
bahasa Nasional masyarakat Indonesia. Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu
dari Sabang sampai Merauke. Tanpa bahasa Indonesia negara kita akan terpecah
belah. Bahasa Indonesia memegang peranan penting dalam kelangsungan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Kita patut mencontoh kegigihan orang jepang karena
mereka sangat mencintai bahasa bangsa sendiri. Orang Jepang bahkan tidak mau
menggunakan bahasa lain selain bahasa mereka. Oleh karena itu, bahasa jepang
menjadi salah satu bahasa internasional. Mari kita lestarikan bahasa Indonesia
walaupun mempelajari berbagai macam bahasa. Jangan sampai kita nomor duakan
bahasa Indonesia.
3. USAHA MENUMBUHKAN KEBANGGAN
-
LANGKAH
a.
Menumbuhkan
sikap positif terhadap bahasa Indonesia
b.
Cintai
bahasa indonesia
c.
Membiasakan
diri untuk berbahsa indonesia
d.
Kenali
bahasa kita
e.
Pelajari
cara berbahasa yang baik
-
KEGIATAN
a.
Mengadakan
pidato bahasa Indonesia
b.
Lomba
menulis cepat menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar.
c.
Sekolah
mengadakan peraturan dilarang berbahasa selain bahasa indonesia dala pelajaran
bahasa indonesia
d.
Menumbuhkan
sikap berbahasa yang baik dapat dimulai di rumah saat berkomunikasi bersama
keluarga.
-
PERILAKU
a.
Para
remaja harus lebih bisa menempatkan diri dimana mereka layak menggunakan bahasa
alay dan kapan mereka harus mengguunakan bahasa indonesia yang baik dan benar.
b.
Jangan
menganggap semua orang mengerti bahasa alay dan jangan pernah menganggap bahasa
alay cukup sopan digunakan di tempat umum atau di hadapan orang yang lebih tua.
c.
Dalam
berkomunikasi sehari-hari sebaiknya kita membiasakan diri berbahasa yang baik.
4. PENUTUP, SIMPULAN
Peran serta generasi muda
sebagai pilar utama dalam keberlangsungan bangsa saat ini, mulai dipertanyakan
keberadaannya. Hal ini dapat dilihat dari gaya bahasa yang digunakan oleh
generasi muda. Mulai dari bahasa pokem/gaul, bahasa alay, dan penggabungan dua
bahasa “Inggris-Indonesia” yang menjadi
kebiasaan dalam berkomunikasi sehari-hari.
Jika benar isi pepatah lama, “Bahasa
menunjukkan suatu bangsa”, maka untuk mengetahui dan mengurai “wajah” negara
dan bangsa kita tidak perlu mendatangkan ahli dari Amerika atau Australia.
Cukup dengan mengobati “penyakit” berbahasa yang sudah parah diperlukan usaha
bersama untuk kembali menumbuhkan rasa bangga sebagai bangsa atau orang
Indonesia. Sebagai warga negara yang baik kita patut mencintai bahasa
nasionalnya sendiri. Sebagai putra dan putri Indonesia yang benar-benar mencintai bahasa Indonesia
pastilah menjujung tinggi bahasa persatuan kita. Untuk itu marilah kita tumbuhkan
kembali kesadaran dalam diri masing-masing untuk berbahasa dengan baik, benar
dan indah. Ketika berbahasa asing, berbahasa asinglah dengan baik. Ketika
berbahasa daerah berbahasa daerahlah dengan baik. Ketika berbahasa Indonesia,
berbahasa Indonesia- lah dengan baik.