Jumat, 22 Juni 2012

Rias Wajah Indonesia Yang Memudar Di Alamnya

Jakarta Secara geografis Indonesia adalah negara kepulauan yang kelilingi oleh dua benua dan dua samudera. Dengan 18.110 pulau, 33 Provinsi, lebih dari 650 suku bangsa, 67 bahasa induk dan lebih dari 200 juta penduduknya, serta begitu besar sumber kekayaan dan panorama alamnya, hingga menjadikan Indonesia sebagai sebuah negara yang begitu "seksi".

Kekayaan akan keberagaman kearifan lokal dan budaya terkandung di dalam bingkai raksasa kehidupan sosialnya. Setiap masyarakatnya menciptakan karya. Baik berupa: sandang, pangan, papan maupun kerajinan tangan. Karenanya menjadi pantas jika Indonesia menjadi medan magnet bagi negara-negara di dunia belahan manapun.

Dasar dan Rekomendasi

Dengan potensi seperti ini, masyarakat Indonesia juga sangat melekat dan tidak terlepas dari pemanfaatan dan pengelolaan buminya. Baik di bidang pertanian, perkebunan, peternakan, kelautan, dan hasil tambangnya sebagai bentuk penyelenggaraan roda kehidupan sosialnya.

Karena itu, betapa pun setiap kepemimpinan di negeri ini memiliki ambisinya masing-masing, dalam menyelenggarakan pembangunan—setidaknya penyelenggaraan kehidupan sosial seperti inilah yang selayaknya menjadi dasar dan rekomendasi mereka dalam memimpin. Karena dengan begitu, Indonesia tidak akan pernah kehilangan ruh dan nafas kehidupannya.

Tentu saja hal itu juga harus diimbangi dengan sentuhan teknologi modern dan perkembangan jaman. Agar negeri ini mampu memainkan peran dalam percaturan global.

Pertanyaannya, fenomena perubahan apakah yang terjadi pada Indonesia saat ini?

Rias Wajah Yang Memudar

Cobalah Anda pejamkan mata sekarang. Lalu bawalah imajinasi pikiran Anda hingga membentuk Indonesia pada sebuah masa, dimana pejajah Belanda dan Jepang lengkap dengan segala atribut-atributnya tengah menjajah negeri ini.

Apa yang terjadi? Marah, benci, atau terusik rasa nasionalisme kita untuk melakukan perlawan. Terpanggil rasa patriotik kita untuk memperjuangkan dan mempertahanan segala potensi dan keberagaman budaya, adat istiadat dan kekayaan bumi kita, tentunya.

Hal seperti itu sangatlah wajar. Sebab betapun susah dan menderitanya kita, alam kemerdekaan untuk menentukan nasib sendiri adalah mimpi yang lebih menjanjikan harapan "Pancasila" dibanding penjajahan.

Tetapi kini cobalah buka mata Anda kembali. Lalu lihat dan perhatikanlah baik-baik di sekeliling kita. Apa yang terjadi? Segala macam atribut asing malah semakin menggila menguasahi setiap sendi-sendi kehidupan sosial bangsa Indonesia.

Bukankah "Rias Wajah" Indonesia tengah memudar di alamnya?

Tentunya kita bersepakat, bahwa saat ini, segala budaya dan adat istiadat, baik cara berpakaian, jenis makanan dan minuman, serta segala keberagaman tatanan kehidupan sosial masyarakat lainya, di seluruh daerah di nusantara—juga merupakan bagian dari wajah Indonesia. Dan pada realitas sekarang semuanya tengah tertatih-tatih mempertahankan identitasnya.

Bukan hanya Amerika yang seringkali di suarakan dominasinya oleh para demonstran—sejak berdirinya Republik Indonesia hingga saat ini. Melainkan seluruh negara-negara di dunia, tengah berlomba-lomba menancapkan panji-panji atributnya—untuk berbagai macam kepentingannya di negeri kita.

Baik itu mengatasnamakan kepentingan sosial, budaya, kemanusian, hukum, politik, dan sudah barang tentu ekonomi atau lain sebagainya. Karenanya menjadi wajar ketika identitas dan pola kehidupan sosial kita sebagai sebuah bangsa menjadi terdegradasi oleh berbagaimacam spektrum budaya asing tersebut.

Realitas Wajar dan Ironi

Perihal seperti itu adalah sebuah realitas yang wajar di era globalisasi. Dimana manusia kian kekinian tidaklah dibatasi oleh skat-skat kehidupan sosialnya. Warna kulit, agama, budaya, wilayah, dan lain sebagainya.

Gobalisasi—dimana segala ketergantungan kebutuhan manusia—disejagatkan dan "dihalalkan" serta tidak termasuk dalam katagori penjajahan. Selama segalanya, tidak melanggar apa yang sudah menjadi kesepakatan global, maka semuanya sah beredar di negara manapun termasuk di Indonesia.

Semua itu bukan tanpa dampak buruk. Terlebih lagi teknologi seperti: televisi, internet, radio dan surat kabar menjembatinya dengan mudah. Sebagai sebuah bangsa yang memiliki potensi yang begitu luar biasa kekayaannya, maka sudah selayaknya Indonesia mewarnai trend global pada kehidupan di dunia saat ini dan akan datang.

Menjadi ironis, ketika realitas hari ini justru terjadi sebaliknya. Kita tidak mampu memanfaatkan peluang itu. Kita malah Asik ”dininabobokan” arus globalisasi yang kian menggila. Kita terus terombang-ambing di lautan trend-trend global, tanpa sanggup dan sempat menawarkan spektrum identitas kita sendiri.

Generasi kita terlalu sibuk membanggakan dan mengikuti mode artis ala Korea, Jepang, Amerika, Saudi dan lain sebagainya. Padahal dengan potensi yang kita memiliki adalah peluang yang begitu besar untuk merasuki kehidupan dunia. Dan itu lebih dari negara-negara manapun di dunia.

Lantas mampukah kita berjuang untuk itu? Dan tidak sekedar menjadikan kita sebagai masyarakat konsumtif?

Dan mampukah kita sebagai sebuah bangsa yang besar dan kaya akan keberagaman budaya, adat istiadat dan sumber alamnya, membangun kembali rias wajah bangsa kita di negara kita sendiri atau bahkan dunia?

Jawabannya ada pada diri kita masing-masing. Sejauhmana kita, bangsa Indonesia, mampu memberikan nafas kehidupannya sendiri di segala potensi—menjadi bergelora kembali di negeri sendiri. Sehingga Ke-Indonesiaan kita mampu memberikan sentuhan pada wajah dunia. Sekarang dan yang akan datang. Atau hilang sama sekali terbawa derasnya arus globalisasi.

Dan bukan BUDAYA KORUPSI, tentunya!
SEMANGAT PAGI TERUS INDONESIAKU,
Bangkitkan Kembali Rias Wajahmu Yang Memudar!

*detikNews

Kamis, 21 Juni 2012

SNSD Tampil Bareng Linking Park


hohhohoh,,,  SNSD bakal tampil sepanggung bareng LINKING PARK????????
wah, sesuatu bangetttt tuw yah.....
Kata Om kaskuser,,,,,,,, Girl band asal Korea Girls Generation atau yang lebih dikenal dengan SNSD baru saja merilis single terbarunya dalam versi Jepang, ‘Paparazzi’. Untuk mempromosikan single barunya tersebut, rencananya girl band SM Entertainment ini akan tampil dalam acara ‘Music Station’, sebuah program musik populer di Jepang.
‘Music Station’ sendiri telah mengungkapkan list tamunya yang akan hadir pada tanggal 22 Juni 2012 mendatang. Seperti yang dilansir Allkpop, dalam acara tersebut, SNSD akan tampil bergantian dengan Linkin Park yang juga tengah mempromosikan single terbarunya. SNSD akan membawakan single terbaru mereka yaitu ‘Paparazzi’ sedangkan Linkin Park akan membawakan lagu ’Burn it Down’.
Penampilan SNSD dalam acara ‘Music Station’ ini memang ditunggu-tunggu. Ini bukan pertama kalinya mereka tampil dalam acara tersebut. Mereka selalu membuat kagum penonton karena mampu memadukan dance dan vokal dengan sangat baik. Apalagi koreografi lagu ‘Paparazzi’ lebih menantang dibanding single sebelumnya.
Linkin Park sendiri merupakan band pemenang multi platinum yang memiliki member Korea-Amerika yaitu Joe Hahn dan member Jepang-Amerika yaitu Mike Kenji Shinoda. Mike sendiri merasa senang dengan rencana tampilnya Linkin Park di Jepang karena dirinya bisa bekerja sekaligus menikmati rasanya pulang ke kampung halaman.
Tak hanya SNSD dan Linkin Park, rencananya acara ‘Music Station’ episode tersebut juga akan menghadirkan KAT-TUN, AKB 48 dan Kuwata Keisuke.